Pengaruh Pendidikan Dalam Pembangunan Sosial
Pengaruh
Pendidikan Dalam Pembangunan Sosial
1. Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
Secara sederhana pembangunan berwawasan kependudukan
mengandung dua makna sekaligus, yaitu:
1). Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan
kondisi penduduk yang ada, penduduk harus dijadikan titik sentral dalam proses
pembangunan. Penduduk harus dijadikan subjek dan objek dalam pembangunan.
Pembangunan adalah oleh penduduk dan untuk penduduk.
2). Pembangunan berwawasan kependudukan
Pembangunan sumberdaya manusia, pembangunan lebih
menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dibandingkan dengan
pembangunan infrastruktur semata-mata.
Dengan demikian indicator keberhasilan ekonomi harus
diubah dari sekedar GNP atau GNP perkapita menjadi aspek kesejahteraan atau
memakai terminology UNDP adalah Indeks Pembangunan Manusia (HDI), Indeks
Kemiskinan Sosial (HPI) dan Indeks Pemberdayaan Gender (GEM), dan sejenisnya.
Memang, mempergunakan strategi pembangunan berwawasan kependudukan untuk suatu
pembangunan ekonomi akan memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun, ada
suatu jaminan bahwa perkembangan ekonomi yang dicapai akan lebih
berkesinambungan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya akan membawanya
pada peningkatan ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang
terlalu cepat akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus
juga meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur.
Mengapa selama ini Indonesia mengabaikan pembangunan
berwawasan kependudukan? Hal ini tidak lain karena keinginan pemerintah untuk
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang harus senantiasa tinggi.
Pertumbuhan ekonomi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan pembangunan
nasional. Walaupun Indonesia memiliki wawasan trilogy pembangunan yaitu
pertumbuhan, pemerataan, dan stabilitas, pada kenyataannya pertumbuhan
senantiasa mendominasi strategi pembangunan nasional. Karena mengabaikan aspek
pemerataan pembangunan akhirnya muncul keadaan instabilitas dan kesenjangan
antar Golongan dan wilayah.
2. Dimensi Penduduk dalam Pembangunan
Nasional.
Ada beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa
penduduk merupakan isu yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan
nasional. Berbagai pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penduduk merupakan pusat dari seluruh
kebijakan dan program pembangunan yang dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa
penduduk adalah subjek dan objek pembangunan. Jadi, pembangunan baru dapat
dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti
luas yaitu kualitas fisik maupun non fisik yang melekat pada diri penduduk itu
sendiri.
2. Keadaan penduduk yang ada sangat
mempengaruhi dinamika pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.
Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai,
akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk
yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas rendah, menjadikan penduduk
tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan nasional.
3. Dampak perubahan dinamika kependudukan
baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karenanya, seringkali peranan
penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli
kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak
negatif terhadap kesehatan seseorang pada 25 tahun ke depan atau satu generasi.
3. Mengintegrasikan Kependudukan dalam
Perencanaan Pembangunan.
Dalam hal mengintegrasikan dimensi penduduk dalam
perencanaan pembangunan daerah maka manfaat paling mendasar yang diperoleh
adalah besarnya harapan bahwa penduduk yang ada di daerah tersebut menjadi
pelaku pembangunan dan penikmat hasil pembangunan. Itu berarti bahwa
pembangunan berwawasan kependudukan lebih berdampak besar pada peningkatan
kesejahteraan penduduk secara keseluruhan dibandingkan dengan orientasi
pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan. Dalam pembangunan
berwawasan kepengufukan, ada suatu jaminan akan keberlangsungan proses pembangunan.
Pembangunan berwawasan kependudukan menekankan pada pembangunan local,
perencanaan berasal dari bawah (bottom up planning), disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi masyarakat local, dan yang lebih penting adalah
melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan. Sebaliknya, orientasi
pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan membawa pada peningkatan
ketimpangan pendapatan. Industrialisasi dan liberalisasi yang terlalu cepat
memang akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tetapi sekaligus juga
meningkatkan jumlah pengangguran dan setengah menganggur, sebagaimana yang
terlihat selama ini di Indonesia. Demikian pula dalam pertumbuhan ada yang
dinamakan dengan limit to growth. Konsep ini mengacu pada kenyataan bahwa suatu
pertumbuhan ada batasnya. Ada beberapa ciri kependudukan Indonesia pada masa
depan yang harus dicermati dengan benar oleh para perencana pembangunan, baik
di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Beberapa
ciri penduduk pada masa depan adalah sebagai berikut:
a.
Pendidikan yang meningkat.
b.
Peningkatan kesehatan.
c.
Pergeseran usia.
d.
Jumlah penduduk perkotaan semakin banyak.
e.
Jumlah rumah tangga meningkat, struktur semakin kecil.
f.
Peningkatan intensitas mobilitas.
g.
Tingginya pertumbuhan angkatan kerja.
h.
Perubahan lapangan kerja.