Belajar Filsafat :Belajar Mengajukan Pertanyaan

Belajar Filsafat :Belajar Mengajukan Pertanyaan

Pertanyaann–pertanyaan anda lebih penting dari jawaban–jawaban anda dan setiap jawaban menyebabkan terjadinya pertanyaan-pertanyaan baru (karl jaspers)
Pertanyaan dan rasa heran adalah asal muasal filsafata atau berfilsafat . Kemajuan filsafat di ukur dari pertanyaan yang diajukan bukan dari jawaban yang diberikan . Berfilsafata berkenaan dengan ekemampuan memberikan pertanyaan terhadap suatu rumusan yang telah di anggap final . Dalam filsafat, setiap data dan pengalaman sedapat mungkin di tinjau dengan tidak berprasangka dan dengan perhatian yang mendalam .
Jika kita ingin belajar filsafat , fokuslah dengan pertanyaannya . Jika kita terfokus dengan jawaban yang di berikan oleh para tokoh kita akan terjebak pada pelbagai teori yang membingungkan (banyak tokoh, banyak jawaban untuk satu soal yang sama). Fokus pada jawaban saja aan membuang waktu percum auntuk itu jangan membiasakan diri mengahafal ungkapan-ungkapan tokoh filsafat namun kemukakanlah apakah pertanyaannya
Alasannya begini dapat bermula dari kata-kata bertrand russel berikut ini :
“para filsuf sekaligus merupakan akibat dari keadaan masyarakatnya dan hubungan-hubungan politik dari sosoial dari zamannya ; sebab sepanjang mereka berhasil dari anggapan-anggapan yang menginggalkan bekasnya pada hubungan politik dan sosial dari kurun waktu kemudian “
Setiap filsuf hidup dalam ruang waktunya masing-masing . Ia berada dalam kehidupannya , masalah dan teka-tekinya . Ia mengajukan pertanyaan sebagai upaya untuk memahaminya , lalu ditemukanlah sehimpun jawaban. Namun, jawaban itu harus diletakkan dalam konteks kehidupannya yang tentu saja berbeda dengan kehidupan yang kita alami hari ini . Ungkapan thales bahwa dunia ini berasal dari air tetu begitu luar biasa untuk sata iyu. Namun untuk saat ini pada sata ilmu pengetahuan alam telah menunjukan temuan yang lebih teruji jawaban thales menjaid tidak akan berarti . Berbeda jika kita berfokus pada pertanyaan pada apa asal muasal sesuatu ? Thales akan terus bisa di gunakan karena pertanyaannnya masih relevan untuk hari ini 
Jadi menurut Hector Hawton , cara yang lebih bermanfaat dalam belajar filsafat adalah dengan memperhatkan bagaimana sikap setiap filsuf mengajukan beberapa pertanyaan baru yang teranyam dengan argumen yang segar . Dan kemudian mengajukan jawabna namun dimentahkan lagi oleh pertanyaan baru yang lebih segar dari filsuf kemudian . Begitu selanjutna , dengan cara ini “kita tinggal penyaring pengalaman selama   berabad-abad . Kita tidak saja mengetahui tapi misalnya hal-hal yang dintanyakan oleh lockr tetapi juga yang di pikirkan oleh berkeley mengenai pertanyaan itu dan bagaimana kelanjutan pertanyaan tersebut ketika hinggup di berbagai pikiran hume dan kant.

Daftar Pustaka

Anees Bambang. 2003. Filsafat Untuk Umum. Jakarta : Prenada Media

Postingan populer dari blog ini

Visi ilmu di indonesia

Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA)

Sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuwan