Filosofi pensil
Filosofi
pensil
Pensil
adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan
dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni
cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan
dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang.
Pensil
Butuh Penggerak
Pensil
bisa menulis apapun, bisa menggambar apapun, dia bisa menghasilkan karya yang
hebat, karya yang indah, bahkan bisa membuat terkenal. Tapi perlu diketahui
bahwa, pensil tidak bisa menghasilkan karya tanpa tangan penggerak. Layaknya
seperti manusia, manusia tidak bisa bergerak, tidak bisa berkarya tanpa ada
yang menggerakkan. Dan DIA lah ALLAH yang menggerakkan manusia, yang memberi
ide, yang memberi kemampuan, memberi kekuatan, kesehatan dan nikmat yang sangat
banyak sekali.
Pensil
Perlu Diraut
Pensil
butuh berhenti untuk meneruskan kerjanya, ia butuh untuk diraut agar kembali
tajam, mungkin rautan tersebut akan menyakiti pensil, membuat pensil kesakitan,
menangis dan merasa kehilangan. Tapi setelah rautan itu selesai pensil akan
kembali tajam, ia kembali kuat dan siap digunakan untuk bekerja. Seperti
manusia, dalam hidup akan mendapat ujian, cobaan, sakit dan kehilangan, tapi
setelah itu justru menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih siap dan lebih dewasa
dalam menjalani hidup. Pensil memberikan kita kesempatan untuk menghapus
kesalahan yang kita buat. Kita pun mampu membersihkannya dengan maksimal dan
diganti dengan hal yang benar. Dalam hidup, jika kamu mempunyai banyak
kesalahan tentu selalu ada kesempatan untuk memperbaikinya dengan melakukan
kebaikan dan itu bukanlah hal yang jelek, tidak perlu malu, kita hapus saja dan
berusaha lebih baik lagi.