Filosofi Padi
Filosofi
Padi
Padi (bahasa latin: Oryza
sativa L.) merupakan salah
satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi
juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama,
yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi
dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Padi
termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim,berakar
serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian
pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun
berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun
sejajar,tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian bunga tersusun
majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu
spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak
dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat hingga lonjong,ukuran
3 mm hingga 15 mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari
disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis
enduspermium.
Padi yang semakin berisi akan semakin merunduk. Dalam
pergaulan hidup, ketika seseorang kebetulan dianugerahi Allah kepandaian/ilmu
yang mumpuni, kekayaaan, dan pangkat kedudukan, hendaklah meniru padi, yaitu
bisa bersikap rendah hati. Rendah hati berarti bukan sombong dan pongah
memamerkan kepandaian atau ilmunya sehingga terdapat kecenderungan bahwa ia
adalah yang paling pandai. Orang yang demikian akan selalu meremehkan yang lain
dan sulit menghargai orang lain karena ia selalu merasa paling unggul di dunia
ini.