Filosofi Telur

Filosofi Telur

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung, seperti ayam, bebek, dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar). Selain itu dikonsumsi pula juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun sedang, misalnya telur penyu. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi oleh ayam pejantan. Telur yang disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan, dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur.
Filosofi sebutir telur supaya menjadi pribadi muslim yang leih baik disetiap harinya. "Jika telur dipecahkan dengan kekuatan dari luar, maka kehidupan yang berada di dalmnya akan berakhir (mati).Tapi jika telur dipecahkan dengan kekuatan dari dalam, justru akan muncul kehidupan baru."
Dapat diumpamakan bahwa kekuatan dari luar itu sebagai telur yang akan dimasak atau bahan makanan. Dan kekuatan dari dalam sebagai telur yang dierami induknya. Untuk dapat menikmati telur sebagai bahan makanan tentu kita harus mengetuk cangkangnya dulu kemudian isiya    baru dpat diolah. Sedangkan telur yang dierami induknya butuh waktu untuk menetas dan lahirlah individu baru. Keduanya harus melalui proses yang sama yaitu dengan  mengetuk cangkangya terlebih dahulu. Bedanya dalah telur yang akan dimasak, diketuk dari luar, hingga cangkangnya pecah dan isinya baru bisa diolah.Cangkang dibuang, isinya kita makan dan akhirnya tak ada yang berbekas dar telur tersebut.

Sedangkan telur yang dierami, cangkang telur diketuk dari dalam, hingga kemudian pecah lalu kehidupan baru lahir. Dapat kita cermati bahwa  Proses pecahnya cangkang telur itu diibaratkan sebagai proses perubahan. Ketika cangkang telur diketuk dari luar artinya untuk mendapatkakn suatu perubahan diri, harus dilakukan/diberi motivasi atau bahkan dipaksa orang lain. Hasilnya tak ada yang berbekas dari paksaan-paksaan tersebut. Sedangkan telur yang karena menetas diibaratkan seseorang berubah karena kesadaran dirinya. Efeknya muncul kehidupan yang baru, muncul sosok baru yang lebih baik.


Postingan populer dari blog ini

Visi ilmu di indonesia

Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA)

Sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuwan