Filosofi buah kurma

Filosofi buah kurma

Kurma , (Arab: تمر‎, Tamr; nama latin Phoenix dactylifera) adalah tanaman palma (Arecaceae) dalam genus Phoenix, buahnya dapat dimakan. Walaupun tempat asalnya tidak diketahui karena telah sejak lama dibudidayakan, kemungkinan tanaman ini berasal dari tanah sekitar Teluk Persia. Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi sekitar 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda; daun mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m.
Buah kurma berasal dari Arab. Warnanya hitam, bentuknya bulat dengan kulit keriput, dan rasanya manis. Buah kurma memiliki filosofi 'meskipun sudah keriput (tua dan menghitam (buruk rupa) tetapi masih memiliki manfaat (rasa manis dan khasiat)'. Artinya, orang itu bila sudah berumur akan tidak lagi emnarik. Meskipun demikian hendaklah tetap bisa memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Meski tua tetapi mampu menjadi panutan atau tempat curahan masalah bagi yang muda, bisa memberi nasehat yang baik dan berguna, bisa memberi rasa tentram di hati/kesembuhan jiwa, bisa membina yang lebih muda, dll. Begitu halnya dengan buah kurma, tetap tidak pernah kehilangan manisnya meskipun bentuknya kisut, hitam, dan tidak menarik dipandang mata.


Postingan populer dari blog ini

Visi ilmu di indonesia

Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA)

Sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuwan