Ciri berfikir filsafat

Ciri berfikir filsafat

Menurut Ali Mudhofir , ciri-ciri berfikir filsafat adalah sebagai berikut:
1.      Berfikir secara kefilsafatan di cirikan secara radikal. Radikal berasal dari kata yunani radix yang berarti akar . Berfikir secara radikal adalah berfikir sampai ke akar-akarnya . Berfikir sampai ke hakikat esensi atau sampai ke substansi yang di pikirkan . Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki yaitu pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan indrawi.
2.      Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secar universal . Berfikir secara universal adalah berfikir tentang hal serta proses yang bersifat umum , dalam arti tidak memikirkan hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman umum dari umat manusia . Dengan jalan penajajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai ke tingkat berbagai kesimpulan yang universal.
3.      Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual . Konsep disini adalah hasil generalisasi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Dengan ciri yang konseptual ini , berfikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup sehari-hari
4.      Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara koheren dan konsisten. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir logis . Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5.      Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik. Sistematik berasal dari kata sistematik. Sistematik berasal dari kata sistem . Sistem disini adalah kebulatan dai sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut tata pengaturan unutk mencapai suatu maksud atau menunaikan sesuatu peranan tertentu. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah , para filsuf atau ahli filsafat memakai berbagai pendapat sebagai wujud dari proses berfikir yang dissebut berfilsafat. Pendapat-pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya suatu maksud atau tujuan tertentu.
6.      Berfikir secara kefilsafatan dicirkan secara komperhensif . Komperhensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berfikir secara kefilsafatan berusaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7.      Berfikir secara kefilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai batas-batas yang luas maka setiap filsafat boleh dikatakan merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari berbagai prasangka sosial , historis, kultural ataupun religius.
8.      Berfikiran secara kefilsafatan dicirkan dengan pemikiran yang bertanggung jawab. Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir sambil bertanggung jawab. Pertanggung jawaban yang pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Disini tampaklah hubungan antara kebebasan berpikir dalam filsafat dengan etika yang melandasinya. Fase berikutnya adalah cara bagaimana ia merumuskan berbagai pemikirannya agar dapat dikomunikasikan pada orang lain.

Daftar Pustaka

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu . Jakarta : Bumi Aksara

Postingan populer dari blog ini

Visi ilmu di indonesia

Karakteristik anak usia remaja (SMP/SMA)

Sikap ilmiah yang harus dimiliki ilmuwan