Penyatuan seluruh benda
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-7778601764325835",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
Penyatuan seluruh benda
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
google_ad_client: "ca-pub-7778601764325835",
enable_page_level_ads: true
});
</script>
Penyatuan seluruh benda
Apa
yang dimaksudkan oleh jiwa sebagai sesuatu adalah persatuan realitas dari
seluruh benda, segala yang agung adalag termasuk keseluruhan.
Realitas
dunia dalam pandangan dunia timur diyakini terlepas dari konsepsi latar
belakang geografis, historis dan budaya. Realitas semacam ini didapatkan
melalui pengalaman mistik, sehingga realutas indrawi trelewatu dan dialami oleh
kesadaran dalam pernyatuan dan interelasi yang saling mengadakan . Dengan demikian
realitas ini diyakini sebagai suatu kesatuan dasar , semua benda dianggap
sebagai bagian yang saling tergantung dan tak dapat dipisahkan dari keseluruhan
kosmis . Jika dilihat secara terbalik dapat dikemukakan bahwa apa yang terlihat
dan dialami di dunia indrawi adalah manifestasi dari kesatuan dasar,
manifestasi itu berbeda-beda walaupun sebenarnya ia berasal dari asal yang
sama.
Perumusan
realitas hasil dari pengalaman mistik ini membuat filsafat timur secara umum
menganggap bahwa realiasasi sejati adalah : 1. Yang tak dapat dibagi ; 2. Yang
memanifestasikan dirinya sendiri ke dalam setiap benda ; yang demikian
benda-benda yang kita lihat selama ini dianggap sebagai sekedar fragmen-fragmen
dari realitas tersebut .
Konsep
realitas seperti ini dalam hinduisme disebut brahman , dharma karya dalam
budhisme dan tao dalam taoisme.dalam kehidupan kesaharian pengetahuan mengenai
penyatuan benda-benda hampir susah dihasilkan . Realitas diterima kita dalam
tangkapan indera yang terbatas dan terbagi dalam bunyi, warna, rasa , bau dan
sejenisnya . Efek dari tangkapan indera itu membuat manusia merasakan dunia
sebagai seuatu yang diluar diri, asal dari apa yang terasa atau objek yang
ingin kita rasakan oleh indera itu , atau lebih jauh lagi peristiwa yang kita
alami dan diterima sebagai fragmen-fragmen yang saling terpisah , misalnya
keterbatasan pengetahuan antara penglihatan dan bunyi kadang-kadang membuat apa
yang dahulu ada sebelum terlihat artinya keduanya saling terpisah.
Daftar Pustaka
Anees Bambang. 2007. Filsafat Umum. Jakarta : Bumi
Aksara